Tahun berganti tahun. Detik demi detik, menit ke menit, jam ke hari, bulan berlalu berganti tahun. Baru kemarin anak-anak, kini beranjak dewasa. Tak disadari saat fisik masih kuat, kini renta. Sayangnya, penyesalan memaknai hidup tidak selalu datang sejak awal, kesadaran kerap datang terlambat.
Karenanya, tidak sepantasnya menyambut tahun baru dan tahun kelahiran dengan pesta pora. Semakin bertambah umur, kian berkurang jatah hidup di dunia. Kita harus banyak merenung, introspeksi, dan berbenah dari kesalahan. Islam mengajarkan hidup hari ini lebih baik dari kemarin, menyongsong hari esok lebih baik dari hari ini. Itulah hakikat hidup.
Bukan saja kesuksesan materi dunia, namun ingat juga bekal untuk kelak di akhirat. Allah SWT berfirman, ''Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,'' (QS Al-Hasyr [59]: 18).
Maut dan ajal seseorang adalah ghaib. Kita selalu merasa mendapatkan giliran yang terakhir. Padahal, tak ada yang bisa menjamin usia hidup kita lebih panjang daripada kakak atau orang tua kita. Berubahlah sebelum terlambat, sebelum penyesalan akhir datang di mana pintu tobat telah tertutup.
''Dan (alangkah ngeri), sekiranya kamu melihat orang-orang berdosa menundukkan kepalanya di hadapan Tuhan, mereka berkata, 'Ya Tuhan, kami telah melihat dan mendengar (siksaan), kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami orang-orang yang yakin','' (QS As-Sajdah [32]: 12).
Ibnu Umar menasihati, pergunakan waktu sehat sebelum sakit datang dan pergunakan kesempatan hidup sebelum ajal menjemput. Marilah kita isi kesempatan hidup cukup pada hari ini saja. Tinggalkan hari kemarin yang usang, dan tutup rapat hari esok yang samar. Pesan ini menyuratkan, untuk menjadi lebih baik tak perlu ditunda hingga usia senja. Mulailah detik ini juga! Marilah kita awali detik tahun baru ini dengan doa yang diajarkan Rasulullah SAW setiap kali menyambut bulan baru. ''Ya Allah, semoga Engkau mendatangkan bulan ini kepada kami dengan membawa berkah dan keteguhan iman, keselamatan dan keislaman, Tuhanku dan Tuhanmu yaitu Allah.'' (HR Tirmidzi). Selamat tinggal keburukan pada 2006. Kita songsong perubahan positif di tahun baru.
(Yusuf Burhanudin ) Source: Republika
SILAHKAN MASUKAN ATAU SARAN GUNA KEBAIKAN BLOG INI KE ; BLOG_SUNNAHKU@YAHOO.COM
Tuesday, January 2, 2007
Memaknai Tahun Baru
Posted by asep pahrudin at 12:12 AM
Labels: hukum perayaan